Hari ini tanggal 12 bulan Mei, delapan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1998 telah terjadi sebuah tragedi yang sangat memilukan bagi bangsa Indonesia, lembaran yang sangat hitam bagi sebuah demokrasi di negara yang katanya sangat beradab. Coba kita bayangkan, mahasiswa yang tidak bersenjata dihadapi oleh aparat negara yang bersenjata lengkap, bahkan ditembaki, anak bangsa dan saudara setanah air ditembaki…..Itulah Tragedi Trisakti, yang melahirkan pahlawan revormasi, mungkin saja kalau tidak ada mereka, kita masih belum bisa menghirup udara (katanya) demokrasi seperti sekarang ini. Walaupun ada kemajuan tapi rasanya masih sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada, terutama dalam bidang pemerintahan (birokrasi), penegakan hukum (keadilan), dan bidang politik yaitu dalam pelaksanaan pilkada, apalagi dalam bidang ekonomi, malah sangat menyedihkan, dimana orang miskin meningkat dan pengangguran bertambah, payah memang….. Yang lebih menyedihkan lagi, yaitu para wakil rakyat sekarang ini sangat rendah sense of crisis-nya, padahal kalau tidak ada pahlawan revormasi tersebut, kita yakin komposisi di DPR tidak akan seperti sekarang ini, pasti masih didominasi oleh satu kelompok saja, oleh karena itu sepertinya sia-sia pengorbanan pahlawan revormasi tersebut.
Kalau boleh putus asa, mungkin saat inilah waktunya untuk berputus asa, tapi karena ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW melarang dan mengharamkan sikap putus asa, maka kita tidak boleh berputus asa, walau bagaimanapun buruknya keadaan, sebab dibalik kesusahan ada kemudahan, artinya dibalik kesengsaraan ada kebahagiaan, asal saja yang pertama kita semua harus menyadari bahwa kita telah banyak dosa, oleh karena itu harus betul-betul bertobat kepada Allah SWT. Yang kedua kita semua harus menyadari bahwa aturan yang dibuat oleh manusia bagaimanapun bagusnya menurut manusia, kalau tidak bersumber dari aturan Tuhan Allah SWT apalagi bertentangan, pasti tidak akan sanggup dan mampu membawa kebahagiaan yang hakiki bagi manusia itu sendiri, bahkan yang terjadi adalah kesusahan, ketidak adilan, rasa tidak aman dan tidak tentram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar