Salurkan Infaq Anda untuk PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH SIDOMULYO KEC.ANGGANA KAB.KUKAR melalui: BRI UNIT ANGGANA No. Rek. 4565.01.003179.53.3 a.n. PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH ANGGANA

AmirHady RadioOnline

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

lazada

Selasa, 25 Juli 2006

AYO, BURUAN………!

Bersegeralah atau cepat-cepatlah, “buruan” demikianlah Allah SWT mengawali firman-Nya sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an surat ke 3 ayat 133. Allah SWT yang sangat faham dan mengerti dengan keadaan manusia ingin menunjukkan betapa “sempitnya” keadaan kita manusia, betapa “mendesaknya” situasi, betapa sudah “daruratnya” kehidupan manusia, sehingga kita perlu melakukan tindakan yang segera, tindakan yang cepat atau “buruan”.
Tapi, apa yang harus disegerakan itu ? apa sebenarnya yang diburu itu ?
Di dalam ayat itu juga kita telah diberi informasi oleh Allah SWT untuk segera-sesegera mungkin mencapai ampunan Allah SWT, untuk cepat-cepat mengejar ampunan Allah SWT, untuk buru-buru memperoleh dan mendapatkan ampunan Allah SWT. Apa sebab ? Karena hanya dengan ampuan Allah SWT. kita akan selamat di akhirat kelak, karena hanya dengan ampunan Allah SWT. sajalah kita bisa terhindar dari siksa api neraka jahanam.
Sebagai bahan perbandingan, kita perlu mengetahui dan mengingat bahwasanya Rasulullah Nabi Muhammad saw, seorang manusia yang sempurna dan sebagai makhluk yang paling mulia dijagat raya ini, sebuah insan yang terjaga dari dosa, setiap harinya senantiasa masih saja memohon ampunan kepada Allah SWT, dan menurut riwayat disebutkan bahwa Nabi saw tidak kurang beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya. Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa kaki sang Nabi saw sampai bengkak karena terlalu lama melakukan sholat malam. Semua itu dilakukan oleh Rasulullah saw dalam rangka ingin memperoleh dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Padahal, kita tahu bahwa beliau tidak berdosa, tapi masih saja minta ampun kepada Allah SWT. Subhanallah.
Kata kunci berikutnya dalam firman Allah SWT tersebut adalah surga. Selain kita disuruh untuk mengejar dan mendapatkan ampunan, kita juga disuruh untuk mengejar surga. Hanya saja, kalau kita mau jujur melihat dan berkaca pada diri kita, apakah pantas kita memperoleh surga tersebut? Sudah patutkah kita mengharap surga? Sebab orang yang akan menerima surga-Nya hanyalah orang yang yang taqwa. Sudah bisakah kita disebut orang yang bertaqwa?
Taqwa dapat diartikan sebagai “memelihara atau menjaga”, maksudnya adalah bahwa pada saat manusia dilahirkan, dia dalam keadaan fitrah/suci, maka seharusnyalah pada saat kita kembali kepada Allah SWT juga harus dalam keadaan fitrah atau suci. Jadi kalau kita bisa dan mampu menjaga ke-fitrahan tersebut, berarti barulah kita dikatakan orang yang bertaqwa. Kita ibaratkan, kita meminjam sebuah pisau yang tajam, maka setelah kita gunakan untuk keperluan dan pekerjaan kita dalam waktu tertentu, kita harus mengembalikan kepada orang yang punya pisau tersebut dalam keadaan sebagaimana kita meminjam dahulu itu, dan kita harus bertanggung jawab atas kondisi sebagaimana kita meminjam pisau tersebut yaitu tetap tajam, tetap bersih dan tidak rusak. Demikian juga jiwa kita, sebagaimana kita dilahirkan dalam keadaan fitrah dan suci dari dosa, maka pada saat kembali kelak kepada Allah SWT, jiwa kita harus dalam keadaan fitrah dan suci pula. Nah, kemampuan kita untuk menjaga dan memelihara sikap dan sifat yang fitrah dan suci itulah yang disebut taqwa.
Kenapa harus terburu-buru? Kenapa harus cepat-cepat? Kenapa harus sesegera mungkin kita mencari ampunan dan surga tersebut? Apakah surga dan ampunan itu akan habis tidak tersisa? Apakah kita tidak akan kebagian? Tidak, sekali-kali tidak. Bagi orang yang taqwa, ampunan dan surga Allah SWT itu luasnya seluas-luasnya, ampunan dan surga disediakan seluas langit dan bumi. Ketahuilah bahwa sifat buru-buru dan keadaan yang sangat mendesak tersebut karena kesempatan dan waktu yang kita miliki sangat terbatas, artinya umur atau usia hidup kita ini sangat sempit. Kita tidak tahu kapan kita mati, kita tidak tahu kapan kita akan kembali kepada Allah SWT.
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa “ (QS.Ali Imran (3) ayat 133).

Minggu, 23 Juli 2006

kejutan dari anakku..........

Pada hari ini, aku mendapat kejutan dari anakku yang kecil, umurnya dua buloan lagi tiga tahun, namanya Rezqy Amiria Suryadiena, panggilannya Qyqy. Ceritanya begini…..Sewaktu sore tadi dia mandi di kamar mandi, biasa memang dia ngoceh atau menyanyi-nyanyi, seperti lagu anak-anak seperti cicak-cicak di dinding dan lagu lain yang sejenis,…. Aku biasa saja,…. Tapi menjadi kaget karena setelah selesai nyanyi dia membaca surat Al fatihah….. senang dia bisa menghafal surat tersebut, tapi kaget juga kenapa membacanya di kamar mandi….. tapi biarlah dulu,…. Karena dia lagi senang –senangnya bermain…. Nanti pelan-pelan dikasih tahu, supaya jangan lagi membaca ayat-ayat suci Al Qur’an di kamar mandi….. Alhamdulilah, Qyqy…. Abah mengucapkan selamat hari anak….. …..ya Allah, tolong jaga dan bimbing anak-anak keturunanku, agar senantiasa berada pada jalan-MU,…. Amin ya robbal alamin….

Selasa, 18 Juli 2006

miss universe 2006, dari indonesia?

menurut perhitungan saya, nadine bisa dinobatkan menjadi miss universe tahun 2006, karena untuk "mengolok-olok" masyarakat indonesia yang mayoritas beragama islam. "mereka" mempunyai banyak cara untuk membuat opini yang menyesatkan menjadi sepertinya tidak menyesatkan, nilai-nilai akhlaq dibenturkan dengan seni dan budaya (katanya), bahkan aqidah diadu dengan pariwisata. katanya pula supaya indonesia lebih dikenal di dunia internasional, melalui miss universe, padahal indonesia tanpa itupun sudah dikenal dunia, karena masuk 10 besar negara paling korupsi, 10 besar negara produsen ekstasi/narkoba, 10 besar sebagai negara tujuan produk pornografi, negara terbesar yang paling banyak memusnahkan minuman keras, negara yang hutannya paling banyak rusak, negara pengekspor asap paling banyak, dan terakhir negara paling banyak menghadapi bencana alam.... makanya, "selamat" untuk nadine, kelihatannya anda berpeluang besar menjadi miss universe 2006......

Sabtu, 08 Juli 2006

mengikuti nabi

Setiap orang yang beriman akan sangat mendambakan cinta dari Allah SWT. Setiap orang yang beriman akan sangat merindukan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya. Mengapa kedua hal tersebut sangat didambakan dan dirindukan oleh setiap orang yang mengaku beriman? Hal itu tidak lain dikarenakan hanya dengan cinta Allah SWT dan ampunan Allah SWT hidup manusia akan selamat dunia dan akhirat. Hanya dengan cinta dan ampunan Allah SWT hidup manusia akan berada dalam ketentraman dan kebahagiaan lahir dan bathin yang hakiki.
Orang yang dicintai dan diampuni oleh Allah SWT adalah orang yang selalu ingat kepada Allah SWT. Logikanya, bagaimana bisa dicintai oleh Allah SWT kalau dia tidak ingat dengan Allah SWT? Bagaimana dia bisa diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT kalau dia tidak ingat kepada Allah SWT? Sekali lagi, bahwa orang tidak akan bisa hidup dengan tenteram, bahagia dan sejahtera lahir bathin kalau tidak ingat kepada Allah SWT. Hanya dengan ingat kepada Allah SWT “satu-satunya” jalan supaya hidup bisa tenang-tentram. “Alaa bi dzikrillahi tathmainul quluub” (QS Ar Rad (13):28).
Supaya bisa selalu ingat kepada Allah SWT maka kita harus mencintai Allah SWT. Cinta yang sebenar-benarnya. Inilah masalahnya, yaitu apakah selama ini kita sudah benar-benar mencintai Allah SWT? Apakah tingkah laku kita selama ini sudah mencerminkan tanda cinta kepada Allah SWT? Apakah selama ini cara bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk hidup ini sudah memperlihatkan tanda cinta kepada Allah SWT? Apakah cara beribadah kita selama ini sudah sesuai dengan tanda cinta kepada Allah SWT?
Kalau kita sudah bisa dengan jujur mempertanyakan itu semua kepada diri kita sendiri, maka Allah SWT memberikan informasi tentang bagaimana cara mencintai Allah SWT. Mari kita renungkan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran (3) ayat 31, Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai (mengasihi) dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari firman Allah SWT tersebut dapat diperoleh bahwa seseorang baru bisa dikatakan mencintai Allah SWT bila mengikuti (ittiba) kepada Nabi Muhammad saw. Apa yang diikuti dari Nabi Muhammad saw? Yaitu cara bertingkah laku, cara bekerja, cara beribadah Rasulullah saw yang harus kita ikuti dan kita contoh, supaya kita dikatakan mencintai Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Silahkan baca informasi Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab (16) ayat 21 : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhirat dan dia banyak mengingat Allah.
Dari ayat di atas lebih jelas lagi bahwa contoh perilaku hidup yang baik itu hanya ada pada diri Nabi Muhammad saw. Makanya mengikuti (ittiba) kepada beliau akan menjadi tanda bahwa kita benar-benar mencintai Allah SWT. Oleh karena itu bagi orang Islam, kalau ingin dicintai oleh Allah SWT maka dia harus benar-benar mencintai Allah SWT, tanda bahwa dia benar-benar mencintai Allah SWT dia harus mengikuti (ittiba) kepada Rasulullah, untuk itu dia harus beraqidah, berakhlaq, beribadah dan bermuamalat duniawiyah dengan mencontoh kepada Nabi Muhammad saw dalam aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah duniawiyah.