Salurkan Infaq Anda untuk PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH SIDOMULYO KEC.ANGGANA KAB.KUKAR melalui: BRI UNIT ANGGANA No. Rek. 4565.01.003179.53.3 a.n. PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH ANGGANA

AmirHady RadioOnline

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

lazada

Kamis, 28 Mei 2009

Camat Anggana Lounching PIK KRR Rasega


Berangkat dari keprihatinan dimana kondisi 10 tahun terakhir di kalangan remaja yang jumlahnya di Indonesia 64 juta sangat mengkhawatirkan, menjadikan satu alasan yang paling mendasar bagi Camat Anggana Bapak Akh.Taufik Hidayat,S.IP untuk mendirikan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja disingkat PIK-KRR “Rasega” (Remaja Sehat Anggana) di Kecamatan Anggana.
Pada Hari Rabu 27 Mei 2009, telah diselenggarakan Launching dan Sosialisasi PIK-KRR “Rasega”, oleh Camat Anggana dan disaksikan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan Anak kabupaten Kutai kartanegara. Acara tersebut dihadiri seluruh pengurus PIK KRR dan sejumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Anggana dan Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Sungai Mariam.
Bapak Camat Anggana dalam sambutannya amenyampaikan bahwa Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak kemasa dewasa, adalah masa transisi dari masa ketergantungan menjadi masa kemandirian, dan adalah masa pembentukan identitas dan karakter individu. Oleh sebab itu masa remaja menjadi sangat penting dan merupakan kunci kesuksesan menuju manusia dewasa, yang sehat, produktif, berkepribadian yang kokoh, peduli dan tanggap lingkungan. Melalui generasi muda yang sukses melewati masa remaja inilah akan tumbuh keluarga yang bahagia dan sejahtera, dan melalui remaja ini pula bangsa Indonesia akan menitipkan masa depannya menuju bangsa yang bermartabat, bangsa yang terhormat, dan bisa memberikan peran penting bagi upaya perbaikan kehidupan bangsa-bangsa di dunia.
Banyak hal yang berkaitan dan dapat menjadi pemicu kenaikan angka-angka ini, termasuk diantaranya adalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, terbatasnya pemahaman dan kesadaran beragama, peran media masa dengan infotainmentnya yang sangat intens, pengaruh teman dan keluarga yang kurang baik, dan persepsi yang keliru serta kemampuan adaptasi yang lemah terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi di era global ini, remaja lebih mudah mengakses dan terkekspos terhadap berbagai bentuk informasi yang baik maupun yang buruk, yang positif maupun yang negatif, yang menguntungkan atau yang merugikan, kapan saja dan dimana saja. Tidak ada seorangpun yang mampu dan tidak ada satu cara apapun yang efektif untuk bisa mencegah dan menghalangi remaja untuk bisa komunikasi dengan dunia luar, bahkan dibalik jeruji sel-pun seorang remaja masih bisa mengakses dunia maya. Hal ini tentu berbeda sekali dengan situasi remaja di zaman siti nurbaya. Dalam kenyataannya budaya artis, budaya pop, budaya instan dan aneka ragam informasi lain yang kurang mendidik dan menempatkan remaja pada ”a more risky behavior” di kemas lebih baik, lebih menarik dan diekpos lebih sering kepada para remaja sehingga banyak remaja terutama di kota-kota besar yang tidak berdaya untuk membedakan ”what is really good” dari ”what is just looking good”, “what should be done” dari “what should not be done”. Sebagai akibatnya, tidak sedikit dari remaja kita yang terjebak pada TRIAD ”adolecent risk” atau tiga risiko utama remaja, yaitu premarital sex, napza dan HIV-AIDS. Sebagai akibat lebih lanjut, umumnya mereka putus sekolah, menjadi pengangguran, dan lain sebagainya yang mengarahkan pada perilaku yang lebih merugikan dan membahayakan termasuk tindak kriminal dan bunuh diri.

Sebagai wujud kepedulian dan rasa tanggungjawab kami terhadap persoalan –persoalan diatas, Camat Anggana bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kab.Kukar hari ini me-lounching berdirinya Pusat Informasi & Konseling-Kesehatan Reproduksi Remaja yang diberi nama ”Rasega (Remaja sehat Anggana)”. Melalui Rasega ini mudah-mudah bisa berbuat lebih dan bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia tercinta ini khususnya pada upaya peningkatan kualitas dan kesehatan remaja Indonesia. Melalui Rasega ini pula mudah-mudahan para pengelola yang sebagian besar remaja dapat memberikan informasi yang seimbang tentang kesehatan reproduksi dan tentang isu-isu baru dikalangan remaja, memberikan sinar cahaya (guiding light) yang bisa mengarahkan remaja pada perilaku yang positif, sehat, dan produktif, yaitu perilaku yang dapat mengantarkan para remaja menjadi generasi muda yang sehat, cerdas dan produktif, bermanfaat, bagi diri sendiri, keluarga dan bangsa Indonesia.
Bpk. H.Hendriansyah Amin,Sm.Ph, M.Si selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kab.Kukar dalam sambutannya mengatakan masalah kesehatan reproduksi remaja telah menuntut perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, guru, dosen, orang tua, dan masyarakat luas karena masalahnya yang komplek dan makin hari makin meningkat. Pada saat ini, kurang lebih 64 juta penduduk Indonesia atau seper-empat penduduk Indonesia adalah berusia remaja.
Data empiris dilapangan menunjukkan bahwa cukup besar jumlah remaja yang salah langkah, salah arah, dan terjebak pada perilaku yang merugikan diri sendiri, membuat kabut masa depannya, mencederai diri sendiri, bahkan mencelakakan diri sendiri. Beberapa survei yang dilakukan di kota-kota besar Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini menunjukkan bahwa 40% remaja Indonesia mempraktek-kan sex pranikah. Data empirik juga menunjukkan bahwa pengguna napza dan penderita HIV-AIDS di Indonesia dari tahun ketahun meningkat jumlahnya. Yang cukup mencengangkan ialah bahwa penduduk remaja memberikan kontribusi 70% dari pengguna napza, dan 50% dari pengidap HIV-AIDS. Meski angka ini belum setinggi yang bisa ditemukan di negara-negara Eropa dan Amerika, tetapi angka ini terus meningkat dari waktu kewaktu dan jika tidak ada perhatian yang serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun swasta tentu bisa menjadi sumber petaka bagi bangsa.
Oleh karena itulah beliau sangat menghargai peresmian PIK-KRR Rasega ini. Dengan acara ini beliau berharap kita semua menyadari masalah besar yang dihadapi oleh remaja sehingga kita semua dengan komitmen yang sangat kuat untuk secara bersama-sama mengatasai dan membantu para remaja untuk tidak menjadi korban dari resiko Kesehatan Reproduksi Remaja.
PIK-KRR yang ingin dikembangkan adalah PIK-KRR yang tidak saja memberikan informasi dan konseling tentang Kesehatan Reproduksi kepada para remaja dan mahasiswa, tetapi juga PIK-KRR yang mampu memberikan kesempatan pada para remaja untuk curhat dan mendiskusikan cara-cara untuk mengatasi berbagai stres dan pengaruh negatif.
PIK-KRR Rasega adalah suatu unit kegiatan yang menaruh perhatian terhadap Problematika Remaja, Narkoba, KTD, HIV/AIDS dan masih banyak lagi. Melalui PIK-KRR, para remaja akan paham tentang kesehatan reproduksinya dan menerapkan pendewasaan usia perkawinannya dan menghindari penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya,”