Salurkan Infaq Anda untuk PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH SIDOMULYO KEC.ANGGANA KAB.KUKAR melalui: BRI UNIT ANGGANA No. Rek. 4565.01.003179.53.3 a.n. PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH ANGGANA

AmirHady RadioOnline

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

lazada

Senin, 08 Mei 2006

“Di atas langit, masih ada langit”

“Di atas langit, masih ada langit” adalah sebuah peribahasa yang sangat baik sekali untuk direnungkan, apalagi bagi orang-orang yang mengaku beriman. Apa sebab? Karena orang yang beriman tidak boleh takabur, tidak boleh sombong, tidak boleh merasa benar sendiri, tidak boleh merasa paling pintar, tidak boleh merasa paling tahu, tidak boleh merasa paling hebat, apalagi merasa paling berkuasa, semua itu “haram” bagi orang yang beriman dengan “benar” kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Lho? Memangnya ada orang yang beriman tapi nggak benar? Ya, memang ada, yaitu dia sholat, tapi masih saja selalu curiga terhadap saudaranya sesama Muslim, hanya karena berbeda organisasi. Bahkan dengan berbagai cara melakukan upaya-upaya untuk menghambat aktifitas dakwah saudaranya itu.Suadaranya mengadakan pengajian yang terjadwal dengan rapi yang telah diumumkan kepada khalayak ramai, eh dianya malah melakukan kegiatan gotong royong yang sifatnya spontan, pada hari dan jam yang sama, padahal sebelum jadwal pengajian disampaikan, kegiatan tersebut tidak ada, dan juga hari dan waktunya kan bisa diselisihkan dengan jadwal pengajian. Nah, yang lebih aneh adalah kegiatan yang nyata-nyata haram dan melanggar undang-undang Negara seperti perjudian dan penjualan minuman keras, malah mereka diamkan, bahkan ikut berpartisifasi. Apa hubungannya dengan peribahasa di atas? Peribahasa itukan mengajarkan kepada kita bahwa bagaimanapun juga kita ini masih rendah, masih di bawah, artinya setiap saat harus senantiasa meningkatkan ilmu, pengetahuan, iman dan taqwa. Kehidupan hari ini harus di asasi dengan ilmu dan pengetahuan hari ini pula, kita akan kesulitan bila mengatasinya dengan ilmu dan pengetahuan yang kemarin, akan ketinggalan. Begitu pula dengan persoalan rohani dan akhlaq hari ini, harus pula dihadapi dengan modal iman dan taqwa hari ini, jangan dengan modal iman dan taqwa kemarin, apalagi iman dan taqwa tahun kemarin, akan sangat jauh lagi ketinggalannya. Makanya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang akan rugi bila hari ini amalnya (produktifitas) sama dengan hari kemarin, bila kurang dari hari kemarin, malah dikatagorikan celaka, yang untung yaitu bila lebih dari hari kemarin. Artinya secara mudah bahwa ilmu dan pengetahuan serta iman dan taqwa harus bertambah setiap hari, seiring meningkatkan usia kita dan berkurangnya jatah hidup kita di dunia yang fana ini. Contoh yang sederhana adalah kita setidaknya harus ada waktu untuk membaca setiap hari, membaca apa saja, seperti kitab Al qur’an, kitab hadist, dan buku-buku yang bermanfaat lainnya, tapi bukan membaca berita koran/tabloid/majalah, apalagi berita gossip-gosip yang nggak karuan banyaknya, itu nggak ada manfaatnya. Mungkin itulah jadi ada peribahasa “Di atas langit, masih ada langit” Wallahu’alam.

1 komentar:

oRiD™ mengatakan...

monggo mampir:
http://orido.blogspot.com/2005/04/diataslangitmasihadalangit.html