Kamis, 30 Oktober 2008
nonton lasykar pelangi
Akhirnya aku sempat juga nonton film Lasykar Pelangi yang disutradarai Riri Reza, dengan pemain Cut Mini, Ikranegara, Slamet Rahardjo, Tora Sudiro dan anak-anak Belitong. Manurut aku, sutradara berhasil memvisualisasikan tulisan di novelnya ke layar lebar. Anak-anak bermainnya sangat wajar. Kalo pemain dewasanya memang sudah tidak diragukan lagi aktingnya, karena semua memang pemain kawakan. yang jelas potret kehidupan rakyat Indonesia sangat jelas tergambar pada film tersebut. di atas tanah yang kaya dengan sumber daya alam, dan pendidikan yang memprihatinkan bagi rakyat miskin, artinya pendidikan "sepertinya" sangat mahal diIndonesia yang kaya ini. dan yang penting, walau bagaimanapun juga, harapan itu masih ada, dan selalu ada.
Sabtu, 25 Oktober 2008
Pilgub putaran kedua
baru saja kami masyarakat kalimantan timur menyelenggarakan proses pesta demokrasi, yaitu pemilihan gubernur tahap yang kedua, karena pada utaran pertama dari empat pasangan calon gubernur dn wakil gubernur tidak ada yang mencapai 30 persen plus satu, sehingga diselenggarakanlah pilgub putaran kedua, dan alhamdulillah, pelaksanaan putaran kedua berjalan dengan lancar dan aman, walaupun menurut hasil survey lembaga independen diperoleh sekitar 40 persen lebih pemilih tidak datang ke tempat pemungutan suara(TPS). menurut penulis ada beberapa hal sebagai penyebab ketidak hadiran tersebut, antara lain:
1. memang sengaja tidak hadir, karena aktifitas kerja, dan menganggap apapun hasil pemilihan gubernur tidak berpengaruh langsung kepada kehidupan mereka.
2. karena pasangan yang didukung pada putaran pertama tidak masuk pada putaran kedua ini. mareka pemilih fanatik.
3. orang yang tidak peduli sama sekali.
tapi yang jelas dari hasil quick count dari beberapa lembaga, menunjukkan bahwa pasangan Awang Faruk Ishak dan Faridz Wajidy masih mengungguli pasangan Achmad Amin dan Hadi Mulyadi yaitu 59 persen dan 41 persen. Namun kita masih menunggu hasil resmi perhitungan KPUD Kaltim beberapa hari ka depan.
Jumat, 24 Oktober 2008
human error
menurut penulis, kecelakan seperti terlihat dalam gambar ini adalah akibat dari human error, sebab sang sopir sebenarnya sudah tahu, kondisi jalan menurun, belok kanan dan terdapat batu-batu kecil yang berhamburan di tengah jalan, mestinya harus memperlambat kecepatan. kemudian salah satu rodanya pecah bannya, lengkaplah faktor yang membuat mobil tersebut tidak bisa dikendalikan, sehingga terguling dan tertelentang seperti itu. untung saja sopirnya tidak luka parah, hanya lecet di bagian kuping kiri saja. dan tidak membawa penumpang. sekali lagi human error
Kamis, 23 Oktober 2008
Pembinaan TK ABA 2 Handil Terusan
Pada kunjungan pembinaan Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA)2 Handil Terusan, kami melalui jalan yang becek dan licin karena kehujanan. Namun, dengan kesabaran akhirnya acara pembinaan kepada guru-guru TK ABA 2 di Handil Terusan bisa terselenggaran dengan sukses. Acara diawali dengan pertemuan silaturahim dengan orang tua/wali murid, dimana pada kesempatan itu selain berkenalan, juga sempat dijelaskan tentang pengelolaan pendidikan dasar oleh Aisyiyah/Muhammadiyah. Selain itu sempat juga diadakan dialog dan tanya jawab. Para orang tua/wali murid sepakat untuk mengadakan pertemuan silaturahim ini secara berkala sebuan sekali.
Setelah acara silaturahim selesai, dilanjutkan dengan pembinaan terhadap guru-guru, evaluasi dan pembuatan rencana jangka pendek sampai bulan Desember 2008 dalam rangka perbaikan secara menyeluruh.
Desa Handil Terusan pada dasarnya jaraknya relatif tidak terlalu jauh dengan pusat ibukota Kecamatan Anggana, akan tetapi kondisi jalan yang masih jelek dan buruk, apalagi hujan, maka membuat kendala tersendiri yang mesti dihadapi.
Senin, 20 Oktober 2008
Islamic Centre Samarinda
Islamic Centre Samarinda sudah berdiri dengan megah, walaupun belum selesai seluruhnya tetapi masjid sebagai banguna utama sudah selesai seratus persen, yang belum adalah bangunan pendukung dan taman. Kedepan kelihatannya akan tambah bagus dan menjadi ikon Kota Samarinda pada khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya. Hal ini sudah terbukti dengan mulai ramenya dikunjungi oleh masyarakat, saat sore menjelang sholat magrib.
DESAKU ADAKAN PILKADES
Desaku Anggana telah berjalan lancar menyelenggarakan pesta demokrasi (katanya?) dengan mengadakan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) untuk masa jabatan 2008-2013. Kandidat terdiri dari lima orang, yaitu :
1. Adi
2. Botri
3. Wagimin
4. Yadi
5. Sri (satu-satunya perempuan)
Yang berhasil mendapatkan suara terbanyak adalah Wagimin, disusul Yadi, Adi, Botri dan terakhir Sri.
Kita sebagai warga desa Anggana berharap peminpin yang terpilih bisa amanah menjalankan tugas sampai akhir masa jabatan, sehingga membawa kebaikan dan keberkahan bagi Desa Anggana.
Jumat, 03 Oktober 2008
Budaya Orang Indonesia di Mata Orang Jepang
Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk Indonesia.
Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:
1. Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet. Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan. Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot. Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina bobokan oleh istilah indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong, ada pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya bisa kita lihat sendiri. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.
Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua, terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.(rezaervani@yahoo.com)
Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:
1. Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet. Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan. Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot. Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina bobokan oleh istilah indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong, ada pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya bisa kita lihat sendiri. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.
Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua, terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.(rezaervani@yahoo.com)
Kamis, 02 Oktober 2008
TERJEBAK KEMACETAN
Suasana idul fitri hari pertama kami terjebak kemacetan di jalan oto iskandar dinata, sungai dama dan jalan lumba-lumba, selili. Penyebabnya dikerenakan tidak disiplinnya pemakai jalan, yaitu parkir mobil di kedua sisi jalan yang mempersempit jalan, dan pengendara sepeda motor yang mengambil jalur kanan. Makanya saya tidak bisa membayangkan, bagaimana kemacetan ini dalam 5 atau 10 tahun yang akan datang kalau tidak diantisipasi dari sekarang, apakah dengan membuat jalan-jalan baru, atau membangun jembatan layang, atau dengan membatasi jumlah kendaraan?
Langganan:
Postingan (Atom)