Setiap orang yang beriman akan sangat mendambakan cinta dari Allah SWT. Setiap orang yang beriman akan sangat merindukan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya. Mengapa kedua hal tersebut sangat didambakan dan dirindukan oleh setiap orang yang mengaku beriman? Hal itu tidak lain dikarenakan hanya dengan cinta Allah SWT dan ampunan Allah SWT hidup manusia akan selamat dunia dan akhirat. Hanya dengan cinta dan ampunan Allah SWT hidup manusia akan berada dalam ketentraman dan kebahagiaan lahir dan bathin yang hakiki.
Orang yang dicintai dan diampuni oleh Allah SWT adalah orang yang selalu ingat kepada Allah SWT. Logikanya, bagaimana bisa dicintai oleh Allah SWT kalau dia tidak ingat dengan Allah SWT? Bagaimana dia bisa diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT kalau dia tidak ingat kepada Allah SWT? Sekali lagi, bahwa orang tidak akan bisa hidup dengan tenteram, bahagia dan sejahtera lahir bathin kalau tidak ingat kepada Allah SWT. Hanya dengan ingat kepada Allah SWT “satu-satunya” jalan supaya hidup bisa tenang-tentram. “Alaa bi dzikrillahi tathmainul quluub” (QS Ar Rad (13):28).
Supaya bisa selalu ingat kepada Allah SWT maka kita harus mencintai Allah SWT. Cinta yang sebenar-benarnya. Inilah masalahnya, yaitu apakah selama ini kita sudah benar-benar mencintai Allah SWT? Apakah tingkah laku kita selama ini sudah mencerminkan tanda cinta kepada Allah SWT? Apakah selama ini cara bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk hidup ini sudah memperlihatkan tanda cinta kepada Allah SWT? Apakah cara beribadah kita selama ini sudah sesuai dengan tanda cinta kepada Allah SWT?
Kalau kita sudah bisa dengan jujur mempertanyakan itu semua kepada diri kita sendiri, maka Allah SWT memberikan informasi tentang bagaimana cara mencintai Allah SWT. Mari kita renungkan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran (3) ayat 31, Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai (mengasihi) dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari firman Allah SWT tersebut dapat diperoleh bahwa seseorang baru bisa dikatakan mencintai Allah SWT bila mengikuti (ittiba) kepada Nabi Muhammad saw. Apa yang diikuti dari Nabi Muhammad saw? Yaitu cara bertingkah laku, cara bekerja, cara beribadah Rasulullah saw yang harus kita ikuti dan kita contoh, supaya kita dikatakan mencintai Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Silahkan baca informasi Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab (16) ayat 21 : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhirat dan dia banyak mengingat Allah.
Dari ayat di atas lebih jelas lagi bahwa contoh perilaku hidup yang baik itu hanya ada pada diri Nabi Muhammad saw. Makanya mengikuti (ittiba) kepada beliau akan menjadi tanda bahwa kita benar-benar mencintai Allah SWT. Oleh karena itu bagi orang Islam, kalau ingin dicintai oleh Allah SWT maka dia harus benar-benar mencintai Allah SWT, tanda bahwa dia benar-benar mencintai Allah SWT dia harus mengikuti (ittiba) kepada Rasulullah, untuk itu dia harus beraqidah, berakhlaq, beribadah dan bermuamalat duniawiyah dengan mencontoh kepada Nabi Muhammad saw dalam aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah duniawiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar