mendengarkan nasehat dalam pengajian |
Nasehat itu penting, begitu pentingnya nasehat, maka
ianya merupakan salah satu standar bahwa orang itu tidak berada dalam kerugian
dalam kehidupan ini. Baik ianya sebagai pemberi nasehat maupun sebagai orang
yang menerima nasehat, itulah namanya saling nasehat-menasehati. Hal tersebut
bisa kita temukan sebagai petunjuk Allah SWT dalam firman-Nya di surat Al-‘Ashr
(103) ayat 1 s.d 3. Yang berbunyi :
1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, 3. kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dari petunjuk Allah SWT yang
terdapat dalam Al-Qur’an di atas, maka kita akan mendapat informasi bahwa setiap
manusia berada dalam kerugian dan tidak akan beruntung, di manapun dia berada, baik
di dunia maupun di akhirat kelak. Selanjutnya Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang memberi solusi supaya manusia itu tidak merugi, yaitu pertama dengan
beriman, yang kedua dengan mengerjakan amal saleh, dan yang ketiga dengan
saling nasehat menasehati, yang materi nasehat itu adalah tentang kebenaran dan
tentang kesabaran. Materi kebenaran itu adalah agama, yaitu agama Islam. Jadi nasehat
tentang kebenaran itu adalah pemahaman dan pengertian yang benar akan keyakinan
terhadap ajaran dan nilai-nilai serta tuntunan dalam mengamalkan agama Islam. Sedang nasehat tentang kesabaran itu adalah upaya
untuk bersikap yang benar dalam mengamalkan ajaran Agama Islam tersebut.
Kesabaran adalah modal dasar bagi upaya untuk memahami dan mengerti serta
mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan secara nyata, sebab kalau tidak
ada kesabaran, biasanya manusia akan putus asa.
Kemudian
nasehat itu disampaikan kepada siapa saja? Secara hirarki maka yang
pertama-tama diberi nasehat adalah diri sendiri, artinya dianya mempunyai
pemahaman yang cukup tentang apa yang dinasehatkan. Kemudian nasehat itu
disampaikan kepada keluarga yang paling dekat, yaitu pasangan hidup yaitu istri
atau suami dan anak-anak. Hal ini sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat At-Tahrim (66) ayat 6 yang
berbunyi :
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dari
pemahaman atas ayat di atas, bahwa hakekatnya kita saling nasehat menasehati
untuk diri dan keluarga itu dalam rangka menjaga diri sendiri dan keluarga dari
api neraka. Itulah kerugian yang akan dirasakan oleh manusia apabila tidak
beriman, tidak beramal saleh dan tidak saling menasehati.(ay.1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar