pulang dari pasar terapung, Kuin, Banjarmasin |
Senin, 30 Desember 2013
PULANG
Selasa, 24 Desember 2013
Buah Kalangkala dan cacapan
Kamis, 19 Desember 2013
Buku Nasehat Untuk Keluargaku
Amir Hady |
Alhamdulillah, akhirnya buku Nasihat untuk Keluargaku ini selesai juga. Untuk itu segala puja
dan puji saya haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala
limpahan nikmat dan rahmat. Sholawat dan salam, semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam yang telah berjuang
dengan segenap jiwa dan raga, menyampaikan Risalah Ilahi dengan nasehat dan
keteladanan yang baik demi kebahagiaan umat manusia, baik di dunia maupun di
akherat.
Saya
bersyukur bisa menyelesaikan penyusunan buku ini. Di dalam buku ini terdapat nasihat-nasihat
yang baik, terutama penyusun peruntukkan buat keluarga sendiri yaitu istri dan
anak-anak yang kucintai dan sayangi. Semua itu penyusun lakukan dalam rangka
menunaikan petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan firman-Nya dalam
Al-Qur’an Surat At-Tahrim (66) ayat 6 dan Surat Al-‘Ashr (103) ayat 1 s.d 3:
QS.At-Tahrim (66):6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
QS.Al-‘Ashr (103):1-3.
demi masa;
Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian; kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Adapun
nasihat-nasihat dalam buku ini sebagian besar bersumber dari buku Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah, Keputusan Mukatamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di
Jakarta.
Menyadari
dengan banyaknya keterbatasan bagi saya, namun atas rahmat dan ijin Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dan bantuan berbagai pihak, akhirnya saya bisa
menyelesaikan penyusunan buku ini. Untuk itu, disamping rasa syukur yang tak
terhingga kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, juga ungkapan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada orang-orang yang telah memberikan rasa kasih sayang
kepada saya, yaitu Ibunda Hj.Siti Rajemah Binti H.Maspoer dan Ayahanda
H.Muhammad Yusuf Bin H.Ibramsyah; istriku Maria Binti H.Armain dan anak-anakku
Yahya Amirul Mukhlisin dan Rezqy Amiria Suryadiena; Ibunda dan Ayahanda mertua
: Hj. Rahimah Binti H.Tarman dan H.Armain Bin H.Udup Allahuyarham. Terima kasih juga saya haturkan kepada para
guru-guru dan siapa saja yang pernah memberikan ilmu kepada saya, dan kepada
semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung.
Kritik
dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan untuk koreksi dan perbaikan.
Akhirnya,
semoga buku ini memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca dan
mengamalkannya, serta menjadi amal saleh bagi saya penyusunnya.
Anggana, 4 Shafar 1435 H / 7 Desember 2013 M
Jumat, 13 Desember 2013
Tentang Nasehat
mendengarkan nasehat dalam pengajian |
Nasehat itu penting, begitu pentingnya nasehat, maka
ianya merupakan salah satu standar bahwa orang itu tidak berada dalam kerugian
dalam kehidupan ini. Baik ianya sebagai pemberi nasehat maupun sebagai orang
yang menerima nasehat, itulah namanya saling nasehat-menasehati. Hal tersebut
bisa kita temukan sebagai petunjuk Allah SWT dalam firman-Nya di surat Al-‘Ashr
(103) ayat 1 s.d 3. Yang berbunyi :
1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, 3. kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dari petunjuk Allah SWT yang
terdapat dalam Al-Qur’an di atas, maka kita akan mendapat informasi bahwa setiap
manusia berada dalam kerugian dan tidak akan beruntung, di manapun dia berada, baik
di dunia maupun di akhirat kelak. Selanjutnya Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang memberi solusi supaya manusia itu tidak merugi, yaitu pertama dengan
beriman, yang kedua dengan mengerjakan amal saleh, dan yang ketiga dengan
saling nasehat menasehati, yang materi nasehat itu adalah tentang kebenaran dan
tentang kesabaran. Materi kebenaran itu adalah agama, yaitu agama Islam. Jadi nasehat
tentang kebenaran itu adalah pemahaman dan pengertian yang benar akan keyakinan
terhadap ajaran dan nilai-nilai serta tuntunan dalam mengamalkan agama Islam. Sedang nasehat tentang kesabaran itu adalah upaya
untuk bersikap yang benar dalam mengamalkan ajaran Agama Islam tersebut.
Kesabaran adalah modal dasar bagi upaya untuk memahami dan mengerti serta
mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan secara nyata, sebab kalau tidak
ada kesabaran, biasanya manusia akan putus asa.
Kemudian
nasehat itu disampaikan kepada siapa saja? Secara hirarki maka yang
pertama-tama diberi nasehat adalah diri sendiri, artinya dianya mempunyai
pemahaman yang cukup tentang apa yang dinasehatkan. Kemudian nasehat itu
disampaikan kepada keluarga yang paling dekat, yaitu pasangan hidup yaitu istri
atau suami dan anak-anak. Hal ini sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat At-Tahrim (66) ayat 6 yang
berbunyi :
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dari
pemahaman atas ayat di atas, bahwa hakekatnya kita saling nasehat menasehati
untuk diri dan keluarga itu dalam rangka menjaga diri sendiri dan keluarga dari
api neraka. Itulah kerugian yang akan dirasakan oleh manusia apabila tidak
beriman, tidak beramal saleh dan tidak saling menasehati.(ay.1)
Langganan:
Postingan (Atom)