Salurkan Infaq Anda untuk PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH SIDOMULYO KEC.ANGGANA KAB.KUKAR melalui: BRI UNIT ANGGANA No. Rek. 4565.01.003179.53.3 a.n. PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH ANGGANA

AmirHady RadioOnline

Free Shoutcast HostingRadio Stream Hosting

lazada

Senin, 17 Mei 2010

KITA HANYA SEDIKIT LUPA..............


Bismillah… sejarah yang saya tulis disini masih perlu diverivikasi kebenarannya.

Saya pernah mendengar, bahwa untuk melakukan rekayasa sosial dibutuhkan tiga hal :Ide,tokoh dan gerakan yang massif. Lantas, idea atau desire apa yang harus kita tanamkan untuk melecutkan kita semua menjadi bangsa yang lebih beradab?

Kita semua tahu bahwa salah satu kunci untuk menjadi manusia sukses adalah kepercayaan diri, dengan demikian sebuah bangsa yang ingin maju tentunya juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, ketika sebuah pertanyaan sederhana saya lontarkan kepada sekelompok mahasiswa ITB :” Seperti apakah bangsa Indonesia menurut kamu?” sebagian besar dari mereka menjawab :Korup, Pemalas, Dilecehkan dunia Internasional (pecundang) dan sebagainya.. Ibarat manusia, hal ini mengisyaratkan tak hanya kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang rendah.. malah menurut saya sudah menjurus ke arah depresi. Apakah Benar bahwa bangsa kita demikian buruknya?

Apakah benar bahwa bangsa kita pecundang?
Alkisah.. pasukan Gurkha adalah pasukan sewaan (orang2 nepal, india) yang terkenal garang dan hebat. Mereka diiringi banyak mitos, salah satunya adala pisau andalan mereka yang konon bisa membelah orang. Saat perang Malvinas (inggris vs argentina), menyerahnya argentina diindikasikan salah satunya karna ketakutan terhadap Gurkha, dan dalam perang tersebut tak ada satupun Gurkha yang mati. Namun.. sekian puluh Gurkha mati di Surabaya.. Oleh siapa? Oleh prajurit pilihankah? Bukan.. mereka mati oleh pemuda2 tanggung seusia saya.. arek-arek Surabaya yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka..

Dalam buku Perang Eropa dipertontonkan kehebatan Churcill dan pasukan Inggris.. dan konon katanya selama PD 2 tak satupun Jendral Inggris yang mati. Namun, seorang Jendral Inggris mati di Surabaya.. lagi-lagi oleh sekelompok pemuda yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka. Kemarahan Inggris membawa malapetaka bagi Surabaya yang dihujani serangan dari darat, laut dan udara.. bayangkan dalam kondisi sedemikian riuh, ada saja yang nekat memanjat atap hotel Yamato untuk sekedar mengganti merah,putih, biru menjadi merah-putih…

Kita bisa menelusuri sejarah perang lebih lanjut.. saat sebuah Negara menyerah kalah.. biasanya masih menyisakan sekian banyak pasukan dan senjata (cek di buku perang eropa), jarang sekali sampai habis-habisan (puputan). Namun di Nusantara ini.. pernah terjadi pertahanan harga diri hingga meletus perang puputan.. Setidaknya ada di Bali, dipimpin oleh I Gusti ktut Jelantik dan di Aceh waktu mempertahankan benteng kutoreh… sebuah hasrat merdeka yang diwujudkan dalam perang habis-habisan tanpa sisa dengan mengorbankan jiwa dan raga…

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang pecundang? Tidak.. kita adalah bangsa yang pemberani.. kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita.

Apakah benar bahwa kita adalah bangsa yang korup? Alkisah.. pernah ada di Nusantara kita seorang Ratu Sima dari Kalingga.. Beliau terkenal sebagai seorang Raja yang adil, jujur dan tegas.. pemerintahannya bersih. Hal ini mengundang penasaran seorang dari Arab yang ingin mengujinya dengan meletakan emas permata disana. Tak satupun rakyat yang berani menyentuhnya sampai suatu ketika sang pangeran calon pewaris tahta menyentuh emas permata tersebut. Tanpa ampun, ratu sima menghukum buah hatinya tersebut, salah satu versi menyebut sang pangeran dipotong kakinya..

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang korup?
Tidak.. setidaknya pernah terjadi di Nusantara kita ketika hukum ditegakan, keadilan diwujudkan.. mungkin kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita…

Apakah kita adalah bangsa yang bodoh?
Alkisah.. Sastra Lisan Bujang Tan Domang dari Riau mengisyaratkan keramahan ekologis sebelum kita mengenal terminology Sustainable Development,, Jendral Sudirman membuat linglung Belanda dengan Inovasinya terhadap strategi perang Inggris saat menusuk Birma (kita mengenalnya sebagai Gerilya), Dengan bantuan Laksamana Nala, Gadjahmada dalam waktu singkat berhasil mengubah pola pertahanan yang bersifat continental menjadi berbasis maritim,, dan sebagainya.. kita bukanlah bangsa yang bodoh.. kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita…

Kembali ke syarat seorang manusia bisa sukses.. saya kira, semua training motivasi mensyaratkan kepercayaan diri dan mimpi.. Jadi, kepada kaum muda.. mari kita ubah cara pandang kita terhadap bangsa kita,, berpikirlah positif.. kita adalah bangsa yang terhormat.

Kita pun membutuhkan strong desire,,vladmir putin bersama rekan-rekan eks KGB memiliki desire “The Great Rusia”. Kaum Yahudi memendam desire “tanah yang dijanjikan”.. Korea berkata :”Baja..Baja..Baja.. Kalahkan Jepang”. Lantas apa yang harus menjadi Desire kita?

Andaikan kita adalah bangsa yang nakal.. untuk menghancurkan Singapura dan Malaysia cukup dengan membakar beberapa pulau terluar.. mereka akan sesak napas karna asap.. Cukup dengan memasang perompak atau ranjau di Laut untuk menghancurkan perekonomian dunia karna perairan kita sangat ramai digunakan sebagai jalur pengiriman barang (termasuk supply minyak china)..menghancurkan kalimantan dan papua sangat mengganggu kesetimbangan iklim global. . Bahwa Indonesia memegang peranan kunci dalam keseimbangan tatanan global, bisa dijadikan titik pijak untuk menemukan desire kita.. karna kita bukanlah bangsa yang nakal...

Zulkaida Akbar

Tidak ada komentar: