Sabtu, 13 Desember 2008
pelayanan dalam angkutan umum
Pada lebaran haji yang baru lalu, kami mengadakan perjalanan dari Samarinda (Kalimantan Timur) menuju Banjarmasin (Kalimantan Selatan). Menurut saya sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2008 ini, kualitas pelayanan angkutan umum antar propinsi, terutama angkutan bis ini tidak ada peningkatan yang signifikan, sebab masih saja yang namanya penumpang diabaikan dalam hal pelayanan dan kenyamanan dalam perjalanan. Beberapa catatan di bawah ini menunjukkan kelemahan tersebut, antara lain :
1. Nama bis yang tiketnya kita beli bisa tidak sama dengan nama bis yang akan mengangkut kita.
2. Bis masih saja menerima penumpang sepanjang perjalanan, walaupun kursi sudah terisi penuh, sehingga penumpang yang naik tersebut didudukan di gang tengah bagian bis. Tambahan penumpang tersebut bisa mencapai 30-35 % dari jumlah kursi yang ada.
3. Masalah makanan, sangat memprihatinkan, ditelan terpaksa tapi dibuang sayang.
4. Tidak memperhatikan waktu sholat bagi penumpang yang beragama Islam.
Yang meningkat adalah harga tiket, dimana tahun 1992 seharga 35 ribu sedang tahun 2008 ini seharga 135 ribu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar