Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan dalam rangka menjalin silaturahim, telah mengunjungi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur dari tanggal 20 s.d 24 Maret 2008.Rombongan PWM Kalsel terdiri dari empat orang yang dipimpin langsung oleh Bapak Drs.H.Abijani Alibiji,S.H selaku Ketua PWM Kalsel, dan disambut langsung oleh Bapak dr.H.Agus Sukaca,M.Kes. selaku Ketua PWM Kaltim.Adapun kegiatan selama kunjungan antara lain pertemuan dengan jajaran PWM Kaltim yang dilaksanakan pada hari Jum'at malam. Dalam pertemuan tersebut dihasilkan sebuah gagasan untuk mengadakan pertemuan regional PWM se Kalimantan, dalam rangka saling tukar informasi tentang gerakan dakwah di masing-masing wilayah.Pada hari sabtu (22-3-2008) rombongan PWM Kalsel diajak mengunjungi ranting-ranting Muhammadiyah dan beberapa amal usaha Muhammadiyah yang ada di Samarinda. Dan hari Ahad mengadakan kunjungan ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kutai Kartanegara, dan sorenya menuju Balikpapan.
Minggu, 23 Maret 2008
Kamis, 13 Maret 2008
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
Telah berpulang ke rahmatullah Bapak H.Iskadar Hutuali (68 th), pada hari selasa pukul 18.00 WITA, dan dikebumikan pada hari rabu di Samarinda.
Beliau adalah Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur tahun 1985-1990 dan 1990-1995.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa beliau, merahmati beliau, dan melapangkan beliau di dalam kubur.
Allahummagfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fuanhu
Beliau adalah Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur tahun 1985-1990 dan 1990-1995.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa beliau, merahmati beliau, dan melapangkan beliau di dalam kubur.
Allahummagfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fuanhu
Selasa, 04 Maret 2008
DIKLAT PENGELOLA DAKWAH PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH SAMARINDA
Diantara berbagai msalah yang dihadapi dunia tabligh adalah pertama, kenyataan riil bahwa masyarakat mengalami perubahan dan perkembangan secara terus menerus yang membawa dampak positif maupun negatif bagi kehidupan. Konstalasi masyarakat dewasa ini bahkan lebih jauh berkembang menjadi ultra materialistik dan ultra sekuler, yang tidak hanya berhenti pada dataran konsep cara pandang dabn sikap hidup, meliankan telah melahirkan berbagai nilai baru yang merasuk dalam kehidupan masyarakat muslim. Implikasi dari keadaan ini adalahmasyarakat dan umat telah mengalami patologi dalam berbagai aspek kehidupan. Nilai-nilai agama yang telah mapan, perlahan mengalami kemerosotan yang menyebabkan peningkatan kekacauan hidup secara multi dimensi.
Kedua, pada lingkup tabligh sendiri terdapat adanya berbagao keterbatasan (limitation), jika tidak mau disebut sebagai kelemahan (weakness), seputar dana, manajemen, bentuk,metode dan SDM Tabligh. Pada Kenyataannya tidak setiap pengelola, penggerak atau pelaku tabligh mampu mengantisipasi hal tersebut secara tepat dan proporsional. Untuk itu, Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi Mungkar telah menempatkan atabligh sebagai salah satu gerakan utama persyarikatan. Tabligh diharapkan mampu menjaga faham,kepribadian dan cita-cita hidup Muhammadiyah serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika ini ditempatkan sebagai perspektif, maka segera tampak bahwa tabligh terlepas dari persoalan yang melingkupinya, dimasa mendatang tetap akan menjadi sibghoh dan tumpuan bagi gerak dinamis persyarikatan. Dari sekian persoalan di atas, nampaknya faktor Kualitas SDM (muballigh) menempati posisi sangat penting. Pandangan ini berangkat dari keyakinan bahwa muballigh merupakan subjek utama dalam tabligh, maka menjadi tumpuan bagi pencapaian keberhasilan fungsi-fungsi tabligh. Dari sini muncul asumsi bahwa kualitas profesional muballigh akan sangat menentuakan kualitas tabligh secara keseluruhan.
Dengan pemikiran di atas maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Samarinda menyelenggararan Pendidikan dan Latihan Pegelola Dakwah pada hari Ahad tanggal 24 Shafar 1429H atau 2 Maret 2008M di Gedung UPTD Pustekom Diknas Prop Kalimantan Timur, Jl.Biola Samarinda. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan teoritik dan praktik kepada kader di tingkat cabang sehingga memiliki kompetensi profesional dalam menyelenggarakan dan menangani pengajian, pendidikan dan pelatihan di tingkat msing-masing cabang Muhammadiyah.
Adapun materi yang diberikan adalah Metode pengambilan sumber-sumber rujukan oleh Ir.Ki Soeratman Hadiwijaya; Fiqhud Dakwah oleh Siswanto Soenandar; Gerakan Dakwah Muhammadiyah oleh dr.H.Agus Sukaca,M.Kes; Manajemen Pelatihan oleh Drs.H.M.Haiban; Komunikasi Efektif oleh Zaenal Ilmi,S.Ag,M.Si; dan Sistem Perkaderan Muhammadiyah oleh Amir Hady.
Kedua, pada lingkup tabligh sendiri terdapat adanya berbagao keterbatasan (limitation), jika tidak mau disebut sebagai kelemahan (weakness), seputar dana, manajemen, bentuk,metode dan SDM Tabligh. Pada Kenyataannya tidak setiap pengelola, penggerak atau pelaku tabligh mampu mengantisipasi hal tersebut secara tepat dan proporsional. Untuk itu, Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi Mungkar telah menempatkan atabligh sebagai salah satu gerakan utama persyarikatan. Tabligh diharapkan mampu menjaga faham,kepribadian dan cita-cita hidup Muhammadiyah serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika ini ditempatkan sebagai perspektif, maka segera tampak bahwa tabligh terlepas dari persoalan yang melingkupinya, dimasa mendatang tetap akan menjadi sibghoh dan tumpuan bagi gerak dinamis persyarikatan. Dari sekian persoalan di atas, nampaknya faktor Kualitas SDM (muballigh) menempati posisi sangat penting. Pandangan ini berangkat dari keyakinan bahwa muballigh merupakan subjek utama dalam tabligh, maka menjadi tumpuan bagi pencapaian keberhasilan fungsi-fungsi tabligh. Dari sini muncul asumsi bahwa kualitas profesional muballigh akan sangat menentuakan kualitas tabligh secara keseluruhan.
Dengan pemikiran di atas maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Samarinda menyelenggararan Pendidikan dan Latihan Pegelola Dakwah pada hari Ahad tanggal 24 Shafar 1429H atau 2 Maret 2008M di Gedung UPTD Pustekom Diknas Prop Kalimantan Timur, Jl.Biola Samarinda. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan teoritik dan praktik kepada kader di tingkat cabang sehingga memiliki kompetensi profesional dalam menyelenggarakan dan menangani pengajian, pendidikan dan pelatihan di tingkat msing-masing cabang Muhammadiyah.
Adapun materi yang diberikan adalah Metode pengambilan sumber-sumber rujukan oleh Ir.Ki Soeratman Hadiwijaya; Fiqhud Dakwah oleh Siswanto Soenandar; Gerakan Dakwah Muhammadiyah oleh dr.H.Agus Sukaca,M.Kes; Manajemen Pelatihan oleh Drs.H.M.Haiban; Komunikasi Efektif oleh Zaenal Ilmi,S.Ag,M.Si; dan Sistem Perkaderan Muhammadiyah oleh Amir Hady.
Langganan:
Postingan (Atom)